Keadaan Dunia Sebelum Datangnya Nabi Muhammad

Post a Comment
Notulensi Kajian Tadabbur Sirah Rasul Mulia, Gen Saladin bersama @pcimsaudi
.
“Dunia saat itu, terlebih Eropa, dikelilingi dengan kerusakan dan dosa. Tak ada yang memerhatikan kebersihan, apalagi kemanusiaan. Pemberontakan, kebodohan dan kemunduran serentak terjadi di Eropa. Penguasanya zalim, rakyatnya suka berbuat aniaya, dan tak ada orang bicara tentang pendidikan.”
(Joseph Toussaint Reinaud, Sejarawan Perancis)

Keadaan Dunia Sebelum Datangnya Nabi Muhammad

Timur..., Selatan…
Barat…, Utara…

Dahulu semua umat manusia hidup dalam kedamaian. Kemudian semua berubah saat kezaliman menyerang, hanya seorang Rasul yang menguasai seluruh elemen kebenaran yang mampu menghentikan mereka. Dan saat dunia membutuhkannya, beliau hadir…

Saat itu, dunia dalam keadaan gulita. Bukan kerajaan Api yang menyerang seperti dikisahkan dalam dongeng Avatar Aang, namun dunia kehilangan sosok yang bisa memperbaiki kerusakan yang sudah terlanjur parah. Semenjak 5 abad setelah Nabi Isa diangkat ke langit, tidak ada yang benar-benar bisa menjaga keaslian risalah Tauhid. Yahudi merusak ajaran Injil sehingga maknanya terkoyak parah.

Di Eropa, berdirilah Kerajaan Romawi yang besar namun sakit keras. Kerajaan ini adalah imperium paling besar di dunia bagian barat saat itu, yang jika kamu ingin menghitung luas kekuasaannya di zaman ini, mereka setara dengan 33 negara Eropa dan Timur Tengah sekarang. Mereka menguasai Eropa Timur, Afrika Utara, Spanyol, Italia dan seluruh Laut Mediterania.
.
Namun, mereka sedang berpecah belah dan saling bermusuhan. Pemerintah Romawi menerapkan pajak yang sangat tinggi pada petani dan buruh, merebut anak-anak dari orangtuanya untuk dipekerjakan di ladang dan dijadikan tentara. Wanita tak dianggap sebagai manusia, bahkan dianggap sebagai kotoran yang bisa dipermainkan.
.
Tak boleh bagi perempuan untuk makan daging, tak juga diizinkan untuk tertawa. Mereka benar-benar menjadikan perempuan lebih rendah dari binatang peliharaan.

Yang terjadi di Eropa Utara lebih mengerikan lagi. Abu Ubaid Al Bakri, seorang sejarawan muslim mendeskripsikan keadaan Eropa Utara saat itu, “mereka membakar mayat-mayat keluarga mereka, dan tidak mau menguburnya. Pasangan-pasangan si mayat biasanya akan memotong jari mereka di hadapan mayat pasangannya yang sedang dibakar. Bahkan ada yang ikut membakar dirinya bersama mayat pasangannya.”
.
Di Eropa Barat, yang sekarang ini adalah Perancis, Spanyol, Portugal, Belanda dan kawan-kawannya, dahulu mereka adalah wilayah yang sangat gelap dan tidak memiliki pengaruh bagi dunia. Herbert George Wells, seorang pemikir Inggris menceritakan keadaan Eropa Barat saat itu, “Tidak ada aturan dan undang-undang di Eropa Barat saat itu. Semuanya hidup dalam sebuah lingkungan yang berantakan.”
.
Seorang dokter Inggris yang juga sejarawan, Dr Robert Stephen Briffault dalam bukunya The Making of Humanity menambahkan, “Eropa saat itu dalam keadaan pekat dan gulita. Keadaannya lebih parah daripada masa-masa sebelumnya. Peradaban mereka seperti peradaban mayat yang telah busuk. Negeri-negeri yang sebelumnya maju seperti Prancis, Italia sudah hancur akibat perang panjang yang membunuh banyak manusia.”
.
Di Asia, berdirilah Kekaisaran Sasanid Persia, impierium terbesar yang bisa menyamai kehebatan Romawi di Eropa. Kekaisaran ini menjulang luas dari Cina bagian timur, India, Iran sampai ke Mesir. Jika kamu ingin membayangkan kebesaran wilayah Kekaisaran ini, nyaris setara dengan 35 negara di Afrika dan Asia. Hanya Romawi yang bisa menandinginya.
.
Namun, besarnya kekuasaan kerajaan ini membuat raja mereka mengklaim diri sebagai dewa. Mereka yang berkuasa, memaksa para rakyat untuk patuh pada aturan yang sangat berat bagi mereka. Pajak sangat tinggi, rakyat tidak bisa hidup sebagai manusia bebas, dan mereka terbagi menjadi 7 kasta. Sekitar 90% rakyatnya hidup sebagai kasta paling bawah yang selalu dihinakan setiap hari.
.
Apa yang terjadi pada kerajaan Sasanid Persia ini sungguh akan membuat kamu mengernyitkan dahi. Betapa rendahnya manusia di hadapan raja. Kasta tertinggi dikuasai oleh para penyihir, itupun mereka hanya boleh berdiri 5 meter dari sang raja.

Sementara kasta lainnya sampai rakyat jelata, harus berdiri jauh-jauh dari sang raja, minimal 10 meter jaraknya, itu pun tak boleh memandang wajahnya. Rakyat yang menghadap raja mesti menutup mulut mereka dengan kain putih tipis. Agar apa? Agar napas mereka tidak mengotori istana raja! MasyaAllah.
.
Di India, penguasa membagi-bagi rakyatnya menjadi beberapa kasta. Yang tinggi kastanya bisa sewenang-wenang mengambil wanita dari rumah rakyat jelata, sementara para petani, buruh, pekerja miskin diberlakukan zalim oleh para raja. Yang memiliki kasta rendah tak akan bisa naik ke kasta yang lebih tinggi walaupun ia memiliki ilmu yang tinggi.
.
Seorang lelaki biasa menjadikan istri dan anak-anak perempuannya jadi taruhan judi. Jika mereka kalah judi, maka istrinya akan ia berikan pada sang pemenang. Syaikh Ahmad Syalbi, pakar perbandingan agama menuturkan, “bahwa saat itu bangsa India menganggap kematian, penyakit, racun bahkan api itu lebih baik dari wanita.”
.
Bangsa Yahudi, telah mengubah taurat dan injil sekehendak mereka. Ajaran kebenaran yang dibawa oleh para Nabi, mereka dustakan, bahkan mereka membunuh sebagian besar para Nabi yang Allah utus untuk memberikan petunjuk bagi manusia. Mereka dengan bangganya menganggap diri merekalah yang membunuh Nabi Isa. Jumlah mereka kian hari kian sedikit karena mengalami pengusiran.
.
Akhirnya, sebagian yahudi memilih untuk pindah menuju sebuah negeri yang kata para ilmuwan Yahudi akan menjadi negeri tempat nabi terakhir diutus. Negeri itu penuh dengan pohon kurma, penuh dengan padang pasir. Bangsa Yahudi tidak akan membiarkan sang Nabi terakhir lahir bukan dari nasab mereka. Mereka akan melakukan apa saja demi mendapatkan nabi terakhir itu.
.
Kekaisaran Romawi dan Persia saling berperang sejak tahun 285 sampai tahun 628 Masehi, itu artinya pertempuran panjang antara dua kerajaan ini telah berlalu sangat lama, 343 tahun lamanya! Selama itu pula kemenangan dan kekalahan terus berganti. Kadang Romawi yang memenangkan perang, kadang Persia membalikkan keadaan.
.
Dunia saat itu sangat takut dengan keberadaan Romawi dan Persia. Kedua kerajaan raksasa ini bagaikan Amerika Serikat dan Rusia di zaman modern kita.

Mereka menguasai banyak sekali negeri dan menjajah kota-kota penting di dunia. Saat itu, Romawi telah memeluk agama katolik yang sudah diubah sedemikian rupa oleh orang yahudi.
.
Persia, kala itu menyembah api. Mereka meyakini bahwa api adalah tuhan yang memberikan kehidupan bagi seluruh dunia, dan kegelapan adalah saudara sang api, keduanya saling bergantian menguasai dunia. Kerajaan Cina memang sudah ada di zaman itu, namun mereka masih menutup diri dari percaturan internasional. Itu artinya, dunia saat itu dikuasai oleh kedua imperim raksasa Romawi dan Persia.
.
Namun mereka tak sadar, selama 3 abad lamanya kedua kerajaan besar ini berperang, keduanya tak pernah sekalipun menyentuh wilayah gersang yang ada di antara dua kerajaan raksasa ini. Wilayah itu tandus, tak berpohon, hanya gundukan gunung batu dan beberapa kebun kurma yang ranum. Tak ada alasan bagi Persia untuk menaklukkan wilayah itu; karena tak ada apa-apa yang bisa dinikmati.
.
Romawi pun begitu, tak bernafsu menguasai wilayah itu, karena mereka tahu, ada bangsa yang suka berdagang di dalamnya, dan suka mengantarkan barang dagangan ketika musim panas menuju Syam dan musim dingin menuju Yaman. Romawi tidak ambil pusing dengan bangsa di wilayah kerontang itu, sebab Romawi tahu mereka hanyalah bangsa penggembala domba.
.
Namun, justru sejarah melacak sinyal kekuatan sangat dahsyat di negeri tandus itu. Sinyal kuat yang membuat api abadi di Persia mati. Istana di Romawi berguncang dengan hebatnya. Langit menjadi terang di malam hari, angin sepoi-sepoi menenangkan siapa saja yang merasakannya. Langit dan bumi sedang menyambut datangnya seorang lelaki yang akan mengubah wajah sejarah dunia.
.
Wilayah tandus itu akan melahirkan generasi hebat yang justru akan menaklukkan Romawi dan Persia sekaligus di waktu yang sama. Tanah gersang berbatu itu akan menjadi pusat kekuatan dahsyat yang akan bertahan 1400 tahun lamanya, bahkan tetap ada sampai hari ini.
.
Dimanakah negeri gersang itu? Siapakah lelaki itu? Dan bagaimana mereka akan mengubah sejarah dunia untuk selama-lamanya? Jazirah Arab namanya.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter